YOGYAKARTA, KCM - Bikin komik dengan cerita dari lirik lagu? Itulah yang dilombakan oleh sebuah komunitas peduli seni di Indonesia dengan menggandeng Sheila on 7 (So7) Management alias manajemen grup Sheila on 7. Lomba itu digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan untuk memeringati satu dekade kebangkitan komik Indonesia alias KONDE! (Komik Indonesia Satu Dekade!).
Gagasan menyelenggarakan lomba itu, yang diberi nama KONDE!: So7’s Songs Comics Festival, datang dari Akademi Samali, komunitas dimaksud. Lewat siaran pers yang diterima oleh KCM, penyelenggara menerangkan bahwa mereka memiliki alasan untuk mengadakan lomba tersebut. Menurut mereka, So7–yang populer di Tanah Air, Malaysia, dan Brunei Darussalam–memiliki lirik lagu-lagu yang kuat dan lugas serta dekat dengan kaum muda dan realita pencarian jati diri. Karena itu, menurut mereka pula, lirik lagu-lagu So7 dapat ditafsir ke komik.
Lomba tanpa uang pendaftaran tersebut bisa diikuti oleh para WNI berusia 15 tahun ke atas sebagai perorangan atau kelompok (data diri dan foto perorangan atau kelompok dikirim bersama karya). Satu orang atau satu kelompok boleh mengirim lebih dari satu karya. Karya itu harus dikirim ke sekretariat lomba itu–alamat, Jl Mampang Prapatan XVI No 28, Jakarta 12760; nomor telepon, (021) 79198858–paling lambat pada 5 Juli 2007 cap pos.
Karya mereka harus hitam-putih, kalau menggunakan teks mesti dalam bahasa Indonesia, tak bersifat SARA, tidak mengandung penistaan, dan bukan merupakan pornografi.
Untuk membuat komik, para peserta boleh mengutip atau mengembangkan lirik lagu-lagu Sheila on 7, namun tidak boleh menyelewengkan arti lirik lagu-lagu itu. Ada 23 lagu yang bisa dipilih oleh para peserta untuk dikomikkan. Sebut saja, Kita, Sephia, Melompat Lebih Tinggi, dan Berhenti Berharap.
Para peserta dapat mengerjakan karya mereka baik dengan teknik manual maupun digital. Panjang komik, 8 halaman kertas berukuran A4, dengan margin kiri, kanan, atas, dan bawah 1,5 cm.
Pemenang akan memeroleh paket dari sponsor dengan nilai total Rp10 juta. Satu lagi, hak cipta atas karya para peserta tetap ada pada para peserta, biarpun penyelenggara berhak menggunakan karya mereka untuk kepentingan publikasi setelah penyelenggaraan lomba tersebut.
Kepada KCM, Endru Aditya, Project Manager Assistant lomba itu, menerangkan bahwa hingga kini sudah mendaftar 40 komunitas untuk mengikuti lomba tersebut. "Mereka dari Jawa dan Sumatera," imbuhnya.
***
Eross Candra, gitaris sekaligus pencipta kebanyakan lagu So7, menanggapi baik penyelenggaraan lomba itu. "Inovatif, menggambar berdasarkan tema dari lagu yang sudah ada. Semoga bisa jadi trend," kata Eross kepada KCM.
Eross juga mengaku senang lagu-lagu ciptaannya ditafsir ke komik dalam lomba tersebut. Ia tak ambil pusing soal lagu-lagunya yang mana saja yang dipilih oleh penyelenggara. "Enggak masalah. Semua itu sepengetahuan manajemen kami. Aku percaya, baik menurut manajemen, baik juga buat kami," ujarnya.
Eross belum tahu pula apakah ia akan menjadi salah satu juri lomba itu atau tidak. "Kalau aku jadi juri, bagus atau jelek komik itu ya bagus atau jelek menurutku. Subyektif. Padahal, enggak segampang itu kan? Harus dilihat dari segi teknis menggambar komik, yang bukan bidangku," ucapnya.
Sementara itu, menurut Endru, sebetulnya ketika ia menghubungi Eross belum lama ini, Eross mengutarakan berminat untuk menjadi salah satu juri. Namun, lanjut Endru, "Dia harus melihat dulu jadwal kegiatan musiknya dengan jadwal penjurian lomba ini. Kalau enggak bentrok, ya dia bisa jadi juri."
Yang jelas, terang Endru lagi, Eross sudah pasti akan ambil bagian dalam dua workshop yang akan diadakan pada pameran komik dalam rangka satu dekade kebangkitan komik Indonesia, di Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol, 22 Juni-1 Juli 2007.
Gagasan menyelenggarakan lomba itu, yang diberi nama KONDE!: So7’s Songs Comics Festival, datang dari Akademi Samali, komunitas dimaksud. Lewat siaran pers yang diterima oleh KCM, penyelenggara menerangkan bahwa mereka memiliki alasan untuk mengadakan lomba tersebut. Menurut mereka, So7–yang populer di Tanah Air, Malaysia, dan Brunei Darussalam–memiliki lirik lagu-lagu yang kuat dan lugas serta dekat dengan kaum muda dan realita pencarian jati diri. Karena itu, menurut mereka pula, lirik lagu-lagu So7 dapat ditafsir ke komik.
Lomba tanpa uang pendaftaran tersebut bisa diikuti oleh para WNI berusia 15 tahun ke atas sebagai perorangan atau kelompok (data diri dan foto perorangan atau kelompok dikirim bersama karya). Satu orang atau satu kelompok boleh mengirim lebih dari satu karya. Karya itu harus dikirim ke sekretariat lomba itu–alamat, Jl Mampang Prapatan XVI No 28, Jakarta 12760; nomor telepon, (021) 79198858–paling lambat pada 5 Juli 2007 cap pos.
Karya mereka harus hitam-putih, kalau menggunakan teks mesti dalam bahasa Indonesia, tak bersifat SARA, tidak mengandung penistaan, dan bukan merupakan pornografi.
Untuk membuat komik, para peserta boleh mengutip atau mengembangkan lirik lagu-lagu Sheila on 7, namun tidak boleh menyelewengkan arti lirik lagu-lagu itu. Ada 23 lagu yang bisa dipilih oleh para peserta untuk dikomikkan. Sebut saja, Kita, Sephia, Melompat Lebih Tinggi, dan Berhenti Berharap.
Para peserta dapat mengerjakan karya mereka baik dengan teknik manual maupun digital. Panjang komik, 8 halaman kertas berukuran A4, dengan margin kiri, kanan, atas, dan bawah 1,5 cm.
Pemenang akan memeroleh paket dari sponsor dengan nilai total Rp10 juta. Satu lagi, hak cipta atas karya para peserta tetap ada pada para peserta, biarpun penyelenggara berhak menggunakan karya mereka untuk kepentingan publikasi setelah penyelenggaraan lomba tersebut.
Kepada KCM, Endru Aditya, Project Manager Assistant lomba itu, menerangkan bahwa hingga kini sudah mendaftar 40 komunitas untuk mengikuti lomba tersebut. "Mereka dari Jawa dan Sumatera," imbuhnya.
***
Eross Candra, gitaris sekaligus pencipta kebanyakan lagu So7, menanggapi baik penyelenggaraan lomba itu. "Inovatif, menggambar berdasarkan tema dari lagu yang sudah ada. Semoga bisa jadi trend," kata Eross kepada KCM.
Eross juga mengaku senang lagu-lagu ciptaannya ditafsir ke komik dalam lomba tersebut. Ia tak ambil pusing soal lagu-lagunya yang mana saja yang dipilih oleh penyelenggara. "Enggak masalah. Semua itu sepengetahuan manajemen kami. Aku percaya, baik menurut manajemen, baik juga buat kami," ujarnya.
Eross belum tahu pula apakah ia akan menjadi salah satu juri lomba itu atau tidak. "Kalau aku jadi juri, bagus atau jelek komik itu ya bagus atau jelek menurutku. Subyektif. Padahal, enggak segampang itu kan? Harus dilihat dari segi teknis menggambar komik, yang bukan bidangku," ucapnya.
Sementara itu, menurut Endru, sebetulnya ketika ia menghubungi Eross belum lama ini, Eross mengutarakan berminat untuk menjadi salah satu juri. Namun, lanjut Endru, "Dia harus melihat dulu jadwal kegiatan musiknya dengan jadwal penjurian lomba ini. Kalau enggak bentrok, ya dia bisa jadi juri."
Yang jelas, terang Endru lagi, Eross sudah pasti akan ambil bagian dalam dua workshop yang akan diadakan pada pameran komik dalam rangka satu dekade kebangkitan komik Indonesia, di Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol, 22 Juni-1 Juli 2007.